16 Juni 2022

ASAL USUL DESA DUWET KEC.BENDO KAB.MAGETAN

      ASAL USUL DESA DUWET KEC.BENDO KAB.MAGETAN   1. Masa Kerajaan          Pada jaman dahulu ada suatu tempat yang penduduknya hanya       beberapa keluarga dan ada seorang  laki-laki yang tidak dikenal namanya , orang tersebut hanya menempati  sebuah GUBUK  kecil, suka bercocok tanam, punya hobi seni yaitu SENI GEMBRONG .Tempat terebut banyak tumbuh pohon Duwet, orang laki-laki yang tidak dikenal tersebut oleh keluarga sekitar dianggap mempunyai kemampuan yang luar biasa, akhirnya keluarga sekitar selalu mengikuti jejak orang tersebut lama kelamaan keluarga tersebut bisa bertambah banyak . Gb. Sei Gemrung       Karena keluarga dan orang laki-laki itu sering berkumpul untuk musyawarah, maka akhirnya memutuskan mewujudkan Desa . Atas keputusan bersama, karena tempat itu yang tumbuh banyak pohon Duwet, maka memutuskan Desa itu dinamakan  DESA DUWET . Menurut anggapan para warganya orang laki-laki tersebut dianggap DEWANYA (Pepundenya ) . Orang laki-laki (Dewanya) setelah meninggal dunia dimakamkan dibawah pohon Duwet . Maka meskipun sudah meninggal, setiap tahun diadakan peringatan syukuran atua selamatan disertai menggelar SENI GEMBRONG . Peringatan sekali dalam satu tahun menjadi tradisi sampai sekarang yang dinamakan  BERSIH DESA .   2. Masa Penjajahan             Pada jaman dahulu ditengah tegal Dukuh ada sumbernya yang besar , hingga mewujudkan Blombang (Kolam). Karena sumbernya besar ladang di sekitanya terus menjadi Rawa. Pada suatu hari telah datang di tempat tersebut seorang laki – laki bernama Baginda Amir, dan diikuti para sahabatnya. Keberadaan sumber bagi Baginda Amir dan sahabatnya sangat senang dapat mencukupi kebutuhan hidup. Gb. Tari Gambyong               Karena sumbernya blumbang itu sangat besar maka Baginda Amir dan para sahabatnya membuat saluran air untuk mengurangi genangan air dalam blumbang , sampai saat ini saluran tersebut lama – lama menjadi Kali / Sungai , tambah hari tambah bulan tambah tahun sungai tersebut tambah dalam , sehingga menimbulkan jurang atau tebing yang tinggi. Maka atas usul sahabatnya Baginda Amir memberi keputusan tempat yang di tempati Baginda Amir dan kawan –kawan diberi nama dukuh “JURANGAWAN”. Kehidupan Baginda Amir akhirnya menemui ajalnya , setelah Baginda Amir   meninggal oleh para sahabatnya di makamkan di tempat itu juga. Akhirnya para sahabat Baginda Amir mengadakan musyawarah , kematian Baginda Amir tersebut setiap satu tahun sekali di peringati dengan upacara selamatan yang disertai TARI GAMBYONG. Hingga sampai sekarang setiap satu tahun sekali di peringati sebagai hari BERSIH DESA yang disertai TARI GAMBYONG. Terbentuknya Desa Duwet Dukuh JURANGAWAN masih ada tempat yang dihuni orang yang bernama KROMO NITI SEKELUARGA dan beberapa keluarga lainya tempatnya di sebelah barat Dukuh Jurangawan. KROMO NITI dan beberapa keluarga lainya merasa belum mempunyai pinisepuh , maka Kromo Niti sekeluarga dan beberapa keluarga lainya sepakat memutuskan menggabungkan diri dengan Dukuh Jurangawan. Menggabungkan diri yang istilah jawanya NUNUT. Kromo Niti sekeluarga  dan beberapa keluarga lainya menggabungkan diri (Nunut) dengan Dukuh Jurangawan akhirnya di terima oleh warga masyarakat Jurangawan yang sesepuhnya bernama Baginda Amir. Kromo Niti Sekeluarga dan beberapa keluarga lainya tetap menempati tempat itu juga namun karena istilah menggabungkan diri itu disebut Nunut maka , tempat tersebut sepakat di beri nama Dukuh NUNUT. Tempat kosong yang tumbuh banyak pohon Duwet , yang di tempati oleh kelompok laki – laki yang tidak dikenal namanya , kelompok Baginda Amir dan sahabatnya dan kelompok keluarga Kromo Niti dan kawan – kawan , dan akhirnya ketiga kelompok tersebut sepakat mendirikan sebuah Desa yang di beri nama DESA DUWET. Desa tersebut terdiri dari tiga Dukuh yaitu :  Dukuh Nunut, Dukuh Jurangawan dan Dukuh Duwet   3.   Masa Kemerdekaan Setelah Baginda Amir meninggal , selanjutnya Desa Duwet mengalami beberapa peristiwa bersejarah , khususnya tentang pergantian pemimpin Desa yaitu :     No Nama Tahun Ket/Foto 1 Tidak dikenal ................   2 Pundong ................   3 Jlangrong -1901   4 Josuro 1901 – 1903   5 Joseno 1903 – 1908   6 Kromoredjo 1908 – 1909   7 Mangunredjo Kekok 1909 – 1914   8 Djojodikromo 1914 – 1915   9 Djoikromo 1915 – 1919   10 Wirjoredjo Semlop 1919 – 1934   11 Resowidjojo Radji 1934 - 1946   12 Soepardi 1946 – 1990   13 Sutrisno 1990 – 1998   14 Sutrisno 1998 – 2007   15 Agus Budiyono 2007 – 2013   16 Agus Budiyono 2013 - 2019   17 GUNAWAN 2019 - Sekarang           Penulis Kasi Pelayanan
HERI SANURI (KASI PELAYANAN)    IBNU ANGGRI PRABANTARA (SEKRETARIS DESA)    SARNI (KASI PEMERINTAHAN)    SUNYOTO (KAUR TATA USAHA DAN UMUM)    WURUK WIDODO (KAUR KEUANGAN)    NILAM CAHYA MUKTI (KASI KESEJAHTERAAN)    RINA REFRIANI (KAUR PERENCANAAN)    SUGRIWO (KAMITUWO 1)    AGUNG SUBAGYO (KAMITUO 2)    PURWANTO (KAMITUO 3)    ANDIK WIBOWO (STAFF TATA USAHA DAN UMUM)